BRIDA Papua Barat Implementasi Program DEWIKU di Kampung Wisata Kwau

"Beberapa produk yang dibuat oleh peserta pelatihan program Desa Wisata Kreatif Unggul (DEWIKU) bersama tim pengelola Badan Usaha Milik Kampung (BUMKAM)" dok.brida_mediapapuabarat

BridaNews_Kampung Wisata Kwau, Tim peneliti Badan Riset dan Inovasi Daerah Provinsi Papua Barat yang diwakili oleh Haerul Arifin, S.Hut, M.Si Kepala Bidang Ekonomi dan Pembangunan, dan Dr. Soleman Imbiri, SP, M.Si, yang juga adalah Akademisi dari Fakultas Pertanian UNIPA menyerahkan paket peralatan masak kepada pengelola Badan Usaha  Milik Kampung (BUMKAM) dan Pemerintah Kampung yang dilanjutkan dengan Pelatihan Tata Boga untuk mengolah potensi hasil pertanian bagi komunitas Mama-mama, Bapak-bapak dan Pemuda-pemudi setempat bertempat di Balai Kampung Wisata Kwau, Sabtu (8/11/2025).

"Suasana pertemuan dan penyerahan peralatan memasak dalam pelatihan tata boga" (dok.brida_mediapapuabarat)

Mewakili Kepala BRIDA, Haerul Arifin menyampaikan bahwa bantuan peralatan masak dan pelatihan tata boga yang dilaksanakan ini merupakan bagian dari pelaksanaan program Desa Wisata Kreatif Unggul (DEWIKU).  Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatan keterampilan mama-mama Papua dalam mengolah hasil pertanian di Kampung Kwau  menjadi produk yang bernilai ekonomi.  Bantuan paket peralatan masak yang diberikan berupa 6 (enam) unit kompor Hock dan paket peralatan masak yang diterima oleh Ketua BUMKAM sekaligus Pengelola Ekowisata, Hans Mandacan dan Kepala Kampung Kwau, Yustinus Mandacan.

"Beberapa produk yang dihasilkan oleh masyarakat di kampung wisata kwauw dalam pembimbingan Badan Usaha  Milik Kampung (BUMKAM)" (dok.brida_mediapapuabarat)

Pelatihan Tata Boga melibatkan instruktur dari Fakultas Teknologi Pertanian UNIPA, Dessy E. Wambrauw, S.TP dan beberapa mahasiswa yang memberikan pelatihan pembuatan Keripik Ubi Kayu dan Keripik Pisang aneka rasa serta pembuatan Sirup dan Selai Nenas. Pelatihan yang dipusatkan di Balai Kampung tersebut diikuti warga dengan sangat antusias dan penuh kegembiraan, apalagi ketika mereka bisa merasakan produk yang mereka buat. “Selai ini rasa sudah sama dengan yang dijual di Hadi Mall” uangkap Hans Mandacan ketika ditanya mengenai rasa Selai Nenas yang dihasilkan ibu-ibu, demikian juga Kepala Kampung Kwau, Yustinus Mandacan yang terlihat sangat menikmati setiap tetes Sirup Nenas segar yang dibuat warganya.

"Para peserta bersama produk" (dok.brida_mediapapuabarat)

Arifin juga menjelaskan bahwa hasil olahan warga dari potensi pangan lokal ini diharapkan dapat mendukung bisnis Ekowisata yang dijalankan oleh Pengelola Wisata.  “Mama-mama dapat menyediakan snack ubi dan pisang, selai  dan sirup nenas segar untuk disajikan kepada wisatawan mancanegara atau domestic yang berkunjung. Ke depan  Pemerintah Daerah Kabupaten Manokwari diharapkan dapat memfasilitasi untuk untuk Perizinan PIRT dan perizinan lainnya yang dibutuhkan,” ujarnya.

"Proses pelatihan" (dok.brida_mediapapuabarat)

Selanjutnya Soleman Imbiri menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan salah satu paket kegiatan yang telah direncanakan dan disetujui dalam Proposal Bisnis untuk meningkatkan Kapasitas Masyarakat dan Pengelola Ekowisata.  “Di minggu depan akan dilanjutkan dengan Pelatihan  Bahasa Inggris Singkat bagi Tour Guide dan Pengelola Home Stay dengan melibatkan Instruktur dari Fakultas Sastra dan Budaya, UNIPA,” kata Doktor Imbiri.

"Foto bersama" (dok.brida_mediapapuabarat)

Bantuan dan Kegiatan Pelatihan Tata Boga ini merupakan bagian dari pelaksanaan Program DEWIKU yang digagas oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal, serta Bank Indonesia yang tergabung dalam Sekretariat Bersama (Sekber) Pariwisata.  Program DEWIKU bertujuan untuk mendukung akselerasi pengembangan sektor pariwisata nasional guna mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.  Seperti kita ketahui bersama bahwa Kampung Wisata Kwau sendiri merupakan Pemenang peringkat I wilayah Kalimantan, Sulawesi, Maluku dan Papua melalui Proposal Model Bisnis Pengembangan Ekowisata Ramah Lingkungan Berbasis Kearifan Lokal yang difokuskan pada Peningkatan Kapasitas Masyarakat dan Pengelola Ekowisata, Penataan Lingkungan Kampung, serta Peningkatan fasilitas (Aminities) homestay dan sarana penunjang Obyek Wisata. Proposal model bisnis tersebut disusun  berdasarkan hasil Riset yang dilakukan oleh BRIDA Provinsi Papua Barat untuk melihat kondisi faktual model pengelolaan ekowisata berkelanjutan yang selama ini telah dijalankan oleh masyarakat Orang Asli Papua di Kampung Kwau yang didasari oleh kearifan lokal masyarakat Arfak dengan konsep Igya Ser Hanjop (Berdiri Menjaga Batas ) dan kemudian mengusulkan solusi permasalahan yang dapat diintervensi melalui program DEWIKU.  Sebagaimana yang sering diungkapkan oleh Kepala BRIDA Provinsi Papua Barat Prof. Dr. Charlie D. Heatubun, S.Hut, M.Si bahwa inovasi produk sudah banyak dan yang dibutuhkan saat ini di Tanah Papua adalah inovasi model bisnis bagi Orang Asli Papua untuk memggerakkan ekonomi lokal masyarakat menuju kemandirian. Sijo... Berwisata.. ke Kwau Saja! (haerul/brida_mediapapuabarat)


Banner
Video

November

MINSENSELRAMKAMJUMSAB
2627282930311
2345678
9101112131415
16171819202122
23242526272829
30123456