GUBERNUR MENYAPA: MEMBANGUN PARIWISATA BERKELANJUTAN DI PAPUA BARAT

"Penjabat Gubernur Papua Barat Komjen Pol (Purn) Drs. Paulus Waterpauw, M.Si" dok.brida_mediapapuabarat

Manokwari, - Penjabat Gubernur Papua Barat Komjen Pol (Purn) Drs. Paulus Waterpauw, M.Si  pada program dialog interaktif Gubernur Menyapa dengan topik membangun pariwisata berkelanjutan di Papua Barat yang disiarkan secara langsung melalui  siaran Radio Republik Indonesia (RRI) Pro 1 Manokwari  pada Selasa, 9 Agustus 2022, Pukul 08.00 – 09.00 WIT.

Paulus Waterpauw yang baru dua bulan lebih menjalankan tugas sebagai penjabat Gubernur Papua Barat kini menerobos banyak hal dengan strategi yang berbeda serta melakukan pendekatan secara langsung kepada masyarakat. Dalam dialog di studio multi propose RRI Manokwari, dirinya menyampaikan bahwa Provinsi Papua Barat berada di Pulau Papua (New Guinea) memiliki potensi sumberdaya alam yang luar biasa berupa keunikan bukit, danau, laut, keanekaragaman hayati dan juga budaya. Pembangunan dan pengembangan potensi yang ada di Provinsi Papua Barat diharapkan dapat mendorong tumbuhnya kawasan pariwisata pada skala nasional dan dunia agar memiliki dampak penting dalam pertumbuhan ekonomi, sosial dan budaya, pemberdayaan masyakarat serta daya dukung lingkungan hidup.

"Penjabat Gubernur Papua Barat Komjen Pol (Purn) Drs. Paulus Waterpauw, M.Si  pada program dialog interaktif Gubernur Menyapa dengan topik membangun pariwisata berkelanjutan di Papua Barat yang disiarkan secara langsung melalui  siaran Radio Republik Indonesia (RRI) Pro 1 Manokwari" (dok.brida_mediapapuabarat)

Selain Raja Ampat yang sudah Go International masih banyak potensi pariwisata  di Papua Barat yang belum dikenal, baik pada tingkat nasional maupun internasional. “Potensi obyek wisata di Papua Barat masih banyak, misalnya di Pulau Mansinam dan Gunung Meja Manokwari, Pegunungan Arfak dengan danau kembarnya dan wisata pengamatan burung Cenderawasih dan burung pintar, di Ransiki Manokwari Selatan dengan view Gunung Botak dan kebun-kebun Kakaonya, di Teluk Wondama dengan Batu Peradaban dan Taman Laut Teluk Cenderawasih, di Tambrauw dengan lembah kebar dan bukit Teletubies, danau Framu di Maybrat serta lainnya.” jelas Waterpauw

Pantai Ermund, Kampung Teluk Etna, Kabupaten Kaimana, Provinsi Papua Barat

"Pantai Ermund, Kampung Teluk Etna, Kabupaten Kaimana, Provinsi Papua Barat" (dok.brida_mediapapuabarat)

Lebih lanjut Waterpauw menambahkan bahwa adanya kebijakan Pemerintah Pusat melalui Keputusan Presiden Nomor 9 Tahun 2020 mengenai Percepatan Pembangunan Kesejahteraan di Provinsi Papua & Papua Barat dan regulasi daerah PERDASUS Nomor 10 Tahun 2019 tentang Pembangunan Berkelanjutan yang menjadi arahan pembangunan berkelanjutan dan pengembangan komoditas unggulan daerah non deforestasi, termasuk didalamnya pariwisata alam (ecotourism). Sektor pariwisata mempunyai peran yang sangat potensial dan strategis dalam pembangunan suatu daerah, namun juga dapat berdampak negatif bagi sosial budaya masyarakat dan daya dukung sumberdaya alam dan lingkungan.

dialog di studio multi propose RRI Manokwari

"Dampingi Penjabata Gubernur Papua Barat, Patty Elwarin (kanan) sebagai presenter dalam dialog yang berlangsung di studio multi propose RRI Manokwari" (dok.brida_mediapapuabarat)

Terkait kebijakan pembangunan dan pengembangan sektor pariwisata dapat dilaksanakan dengan pendekatan pembangunan yang berwawasan lingkungan dan sebagai penyumbang pertumbuhan ekonomi daerah. “Pariwisata yang akan dikembangkan di Papua Barat adalah pariwisata alam dan budaya, termasuk wisata religi, wisata minat khusus seperti pendidikan dan penelitian, juga yang tergolong wisata MICE (meeting, incentive, convention & exhibition – pertemuan, insentif, konferensi & pameran), seperti telah kita lakukan dalam Konferensi Internasional Keanekaragaman Hayati, Ekowisata dan Ekonomi Kreatif (ICBE) tahun 2018 dan side event W20 & Y20 pada Juni 2022 yang lalu.” tutur Gubernur Papua Barat.

Selain itu, pariwisata dapat dijadikan sebagai sumber pendapatan bagi masyarakat lokal (masyakat adat OAP) di lokasi obyek wisata dan pendapatan daerah secara keseluruhan. Jika dilihat dari kepentingan daerah, masyarakat lokal, dan secara makro bagi nasional, maka strategi pengembangan di wilayah dan lingkungan obyek wisata merupakan harapan bagi peningkatan pendapatan sektor pariwisata. “Misalnya Raja Ampat dan Teluk Wondama telah ditetapkan sebagai destinasi wisata nasional, namun perlu ditingkatkan menjadi Destinasi Wisata Prioritas dan Destinasi Wisata Superprioritas. Selain dua destinasi wisata tersebut, kita perlu juga mengembangkan kawasan strategis untuk pariwisata melalui pendekatan kluster Manokwari Raya, kluster Sorong Raya dan Kluster Fakfak-Kaimana. Kawasan Manokwari Raya yang meliputi Manokwari Selatan dan Pegunungan Arfak dinilai sangat strategis untuk dijadikan pengembangan wisata berbasis alam, budaya, religi dan keanekaragaman hayati.” jelas Waterpauw

"Pemandangan Danau Laki Laki (Anggi Gida) terlihat dari puncak Kobrey Kabupaten Pegunungan Arfak" (dok.brida_mediapapuabarat)

Terkait dengan infrastruktur pendukungnya memang belum banyak infrastruktur pendukung yang disiapkan. “Kami berusaha bekerjasama dengan pihak-pihak terkait, baik pemerintah pusat, kabupaten dan kota juga masyarakat dan pihak swasta untuk membantu mengembangkan destinasi dan obyek wisata. Sebagai contoh kami mulai menggarap kawasan hutan Taman Wisata Alam Gunung Meja untuk dikembangkan menjadi sebuah destinasi dan obyek wisata yang menjanjikan ke depan. Disamping itu, infrastruktur transportasi umum yang menyediakan aksesibilitas untuk menuju destinasi dan obyek wisata (seperti jalan, jembatan, bandara dan pelabuhan laut serta penyediaan alat angkut), sehingga membangun infrastruktur publik lainnya tentu akan menunjang pengembangan pariwisata yang berkelanjutan di Papua Barat.”  tambahnya

"Pimpinan dan staf pegawai RRI Manokwari saat foto bersama Penjabat Gubernur Papua Barat" (dok.brida_mediapapuabarat)

Mengakhiri penyampaiannya, Waterpauw menambahkan bahwa strategi Pembangunan Pariwisata menuju Pariwisata yang modern di Papua Barat disamping penyiapan obyek destinasi wisata dan infrastruktur, juga perlu pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM), terutama penyiapan tenaga teknis yang mengerti tentang hospitality. Untuk SDM perlu diselenggarakan pendidikan formal dan informal untuk mendukung pengembangan pengetahuan dan ketrampilan para pelaku usaha pariwisata.

"Foto bersama Penjabat Gubernur Papua Barat dan pimpinan OPD Provinsi Papua Barat" (dok.brida_mediapapuabarat)

Kehadiran Gubernur Papua Barat pada dialog ini turut didampingi oleh Asisten Administrasi Umum Sekretariat Daerah (Setda) Provinsi Papua Barat, Plt. Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Papua Barat, Kepala Dinas Komunikasi Informatika Persandian dan Statistik Provinsi Papua Barat, Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Papua Barat dan Kepala Badan Riset dan Inovasi Daerah Provinsi Papua Barat, Kepala Lembaga Penyiaran Publik  RRI Manokwari, dan bagian protokoler pada Biro Administrasi Pimpinan Setda Papua Barat. (lb/brida_mediapapuabarat)


Banner
Video

November

MINSENSELRAMKAMJUMSAB
272829303112
3456789
10111213141516
17181920212223
24252627282930