KOLABORASI RISET UNTUK UNGKAP POTENSI DAN PELESTARIAN KEANEKARAGAMAN HAYATI DI TANAH PAPUA

"Konferensi Pers penemuan 12 jenis anggrek baru" dok.brida_mediapapuabarat

BridaNews_MANOKWARI – Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) Provinsi Papua Barat kembali membentuk dan memimpin sebuah Tim Riset beranggotakan Ahli Botani Dunia berhasil menemukan 12 jenis anggrek baru (new spesies) di Semenanjung Kepala Burung (Bird’s Head Peninsula) Tanah Papua.

Eksplorasi ini merupakan bagian dari Program TIPAs (Tropical Important Plant Area’s) Asia–Pacific yang  berlokasi di Pulau Papua (New Guinea) dimana Provinsi Papua Barat menjadi lokasi contoh. Tujuan dari Program TIPAs adalah untuk mengidentifikasi wilayah dengan keanekaragaman flora yang luar biasa di Pulau Papua, dengan fokus saat ini di wilayah Semenanjung Kepala Burung. Dan aktivitas utama dari program Penulisan Buku Anggrek di Semenanjung Kepala Burung dan Pulau-Pulau Sekitarnya (the Orchid’s of the Bird’s Head Peninsula and Surounding Island’s Book) yang ditargetkan akan diluncurkan pada Juli  2025, saat berlangsungnya the 12th International Flora Malesiana Symposium di Manokwari.

"Haerul Arifin, S.Hut, M.Si Kepala Bidang Ekonomi dan Pembangunan BRIDA Papua Barat" (dok.brida_mediapapuabarat)

Kepala BRIDA Prof. Dr. Charlie D. Heatubun, S.Hut, M.Si, FLS dalam penyampaiannya melalui Kepala Bidang Ekonomi dan Pembangunan BRIDA Papua Barat Haerul Arifin, S.Hut, M.Si mengatakan sangat mengapresiasi hasil kerja tim di lapangan kerena dengan temuan ini setidaknya dapat menambah jumlah keanekaragaman hayati di Tanah Papua, khususnya di Papua Barat.

"Jimmy Wanma, S.Hut, M.App.Sc saat menerjemahkan penjelasan Dr. Andre Schuiteman" (dok.brida_mediapapuabarat)

“Ini merupakan pencapaian yang sangat luar biasa, baik di dunia ilmu pengetahuan bahkan bagi kami di pemerintahan”, karena hasil ini kemudian dapat menjadi landasan bagi kami di pemerintahan untuk menginisiasi sebuah kebijakan untuk melindungi, melestarikan dan memanfaatkan secara bijaksana keanekaragaman hayati yang kita miliki ini, tambah Arifin.

Lebih lanjut Alumni Fakultas Kehutanan UNIPA ini menjelaskan bahwa eksplorasi kolaboratif yang diinisiasi oleh BRIDA tentunya merupakan bagian dari fungsi BRIDA untuk bagaimana menjadikan sains untuk dapat digunakan dalam perumusan kebijakan (science based policy) khususnya untuk perlindungan keanekaragaman hayati. “Kita tidak bisa kerja sendiri-sendiri tapi perlu kolaborasi untuk dapat melakukan semua ini”, terang Kabid. Ekbang BRIDA Papua Barat.

Selanjutnya, Dr. Andre Schuiteman salah satu peneliti (ahli taksonomi) dari the Royal Botanic Gardens Kew mengungkapkan bahwa berdasarkan hasil eksplorasi di lapangan, sebagian besar spesies baru yang ditemukan dapat dikategorikan cukup langka, karena jika tidak pasti sudah terdeskripsi sebelumnya.

"Dr. Andre Schuiteman peneliti (ahli taksonomi) dari the Royal Botanic Gardens Kew" (dok.brida_mediapapuabarat)

“Kedua belas spesies anggrek yang baru ditemukan ini dalam proses pengerjaan untuk identifikasi jenis dan pemberian nama dan akan dipublish secara resmi enam bulan dari sekarang” tegas Schuiteman.

Schuiteman juga menambahkan, penemuan jenis anggrek baru ini rata-rata habitatnya tidak berada di kawasan lindung sehingga sangat beresiko dan rentan mengalami kepunahan. “Saya rasa dengan adanya penemuan kali ini kita sudah tahu lokasi-lokasi dari jenis-jenis baru ini sehingga belum terlambat untuk melakukan perlindungan terhadap lokasi tersebut”, ucap ahli anggrek dunia itu.

"Gambar 1. Dendrobium latipetalum. dan Dendrobium centrale/Foto Andre Schuiteman

Gambar 2. Dendrobium baeuerlenii/Foto Andre Schuiteman

Gambar 3. Bulbophillum muricatum/Foto Andre Schuiteman

Gambar 4. Mediocalcar geniculatum/ Foto Andre Schuiteman"

Perlu diketahui bahwa, kegiatan riset Ini merupakan kolaborasi antara Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) Provinsi Papua Barat, the Royal Botanic Gardens - Kew, Fakultas Kehutanan Universitas Papua (UNIPA), Balai Besar KSDA Papua Barat dan dengan dukungan dari beberapa mitra pembangunan, Fauna & Flora International Indonesia, Yayasan EcoNusa dan the Raja Ampat Research Center.

"Foto bersama" (dok.brida_mediapapuabarat)

Adapun tim peneliti yang diketuai oleh Kepala BRIDA Prof. Dr. Charlie D. Heatubun, S.Hut, M.Si, FLS yang juga merupakan Guru Besar Botani Hutan pada Fakultas Kehutanan UNIPA ini terdiri dari Laura Jennings (Royal Botanic Gardens, Kew, Inggris) dan Dr. Andre Schuiteman (Royal Botanic Gardens, Kew); Jimmy Frans Wanma (Fahutan UNIPA); Reza Saputra (Balai Besar KSDA Papua Barat); dan Haerul Arifin dan Ezrom Batorinding (BRIDA Papua Barat). (chr/brida_mediapapuabarat)


Banner
Video

Desember

MINSENSELRAMKAMJUMSAB
1234567
891011121314
15161718192021
22232425262728
2930311234