
"Penjaringan calon siswa di kabupaten Mimika oleh Tim seleksi" dok.brida_mediapapuabarat
BridaNews_TIMIKA – Tim Seleksi penerimaan siswa baru SMA Taruna Kasuari Nusantara (TKN) Manokwari, Papua Barat melakukan penjaringan calon siswa di Kabupaten Mimika, Provinsi Papua Tengah.
Terhitung sejak tanggal 12 Mei 2025, penjaringan mulai dilaksanakan. Berbagai tes pun dilakukan, diantaranya tes Administrasi, Akademik, SAMAPTA/Jasmani, Psikotes dan Wawancara.
Seleksi yang dilakukan oleh Tim Seleksi SMA TKN Papua Barat di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Sekolah Asrama Taruna Papua (SATP) Mimika merupakan tindak lanjut dari Kesepakatan Bersama yang telah ditandatangani sebelumnya oleh pihak Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK) dengan Pemerintah Daerah Provinsi Papua Barat. Proses ini juga merupakan tahapan dari program pendirian SMA Unggulan di Kabupaten Mimika yang dokumen Studi Kelayakan dan Rencana Induknya telah disiapkan oleh tim BRIDA Papua Barat. Dalam master plan tersebut salah satu langkah awal yaitu Crash Program atau penempatan siswa-siswi Amungme dan Kamoro ke beberapa SMA Unggulan di Indonesia diantaranya SMA Negeri 2 Balige, SMA DEL Laguboti, SMA Taruna Nusantara Magelang, SMA Praditya Dirgantara Boyolali dan SMA TKN Manokwari Papua Barat.
"Proses seleksi siswa oleh SMA TKN Manokwari" (dok.brida_mediapapuabarat)
Seleksi dilakukan selama tiga hari, yaitu dari tanggal 13–15 Mei 2025 oleh Tim Seleksi Papua Barat. Tim panitia seleksi siswa baru SMA TKN Manokwari didampingi Tim BRIDA Provinsi Papua Barat sebagai Tim Penyusun Dokumen Studi Kelayakan dan Master Plan Pendirian SMA Unggulan Timika dan Tim dari Dinas Pendidikan Provinsi Papua Barat.
Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan SMA TKN Manokwari yang juga selaku Koordinator Tim Seleksi Saban Budi Cahyono, S.Pt, M.Pd menjelaskan bahwa seleksi awal dilakukan terhadap 50 siswa. Seleksi tahap pertama ini adalah seleksi administrasi, yang menilai nilai rapor semester 1 sampai 5 dari lima mata pelajaran utama: Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, IPA, dan IPS.
"Proses seleksi siswa tahap pertama" (dok.brida_mediapapuabarat)
“Dari 50 siswa, kami seleksi berdasarkan nilai rapor, kemudian disaring lagi berdasarkan tinggi badan minimal 157 cm, dan batas usia maksimal tidak melebihi 17 tahun pada 1 Juni 2025. Selain itu, dilakukan juga tes buta warna parsial,” terang Budi.
Kemudian, dilakukan penyaringan lagi hingga tersisa 27 siswa yang dinyatakan lolos ke tahap selanjutnya yaitu tes akademik, samapta (tes kebugaran), pemeriksaan kesehatan dan jasmani, psikotes, wawancara, dan diakhiri dengan tes pantukhir atau pemantauan akhir.
Hasil dari 27 siswa yang mengikuti tahapan lanjutan, terdapat 17 siswa memenuhi syarat dan 10 lainnya tidak memenuhi syarat. Siswa yang memenuhi syarat ini kemudian akan ditentukan secara peringkat, dan akan ditetapkan enam (6) siswa yang kemudian diterima. Penentuan kelulusan dari enam siswa yang akan diterima akan ditentukan oleh pihak SATP dan YPMAK.
"Proses seleksi siswa berdasarkan nilai rapor semester 1 sampai 5 dari lima mata pelajaran utama: Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, IPA, dan IPS." (dok.brida_mediapapuabarat)
Wakasek Kesiswaan SMA TKN juga berkesempatan menyampaikan bahwa siswa-siwa ini nantinya setelah diterima akan dibina oleh pamong dari TNI AD dan AL, serta menerapkan sistem pendidikan yang menekankan kedisiplinan, kebangsaan, kepemimpinan, pengorganisasian, kebudayaan nusantara, dan pemahaman tentang sumber daya alam Papua. “SMA TKN Papua Barat menyiapkan siswa-siswanya untuk masuk ke sekolah-sekolah kedinasan seperti IPDN dan akademi militer/polisi. Pada kelas XI, kami mulai memetakan arah studi siswa ke jenjang tersebut,” tambah Budi.
"Foto bersama" (dok.brida_mediapapuabarat)
Enam siswa yang nantinya diterima oleh SMA TKN Manokwari, Papua Barat adalah merupakan output pertama dari hasil Kesepakatan Bersama antara YPMAK dan Pemerintah Daerah Provinsi Papua Barat. Ini menjadi penting, karena merupakan bukti nyata dari komitmen bersama dalam meningkatkan Sumber Daya Manusia generasi Orang Asli Papua (OAP), secara khusus bagi suku Amungme dan Kamoro. (chr/brida_mediapapuabarat)