"Workshop Pengelolaan Mangrove di Provinsi Papua Barat" dok.brida_mediapapuabarat
BridaNews_MANOKWARI,- Pemerintah Provinsi Papua Barat melalui Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) gelar workshop pengelolaan mangrove di Provinsi Papua Barat di Mansinam Beach Hotel dan Resort pada Kamis, 15 Juni 2023. Kegiatan ini merupakan kolaborasi bersama Fakultas Kehutanan Universitas Papua, National University of Singapura. Turut hadir Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Pertanahan Provinsi Papua Barat Raymond R, Yap, S.TP, M.TP, Kepala Biro Administrasi Pembangunan Setda Provinsi Papua Barat Dr. Onasius P. Matani, S.Hut, M.Sc, Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Papua Barat yang diwakili Kepala Bidang Perlindungan Hutan Yunus Krey, S.Hut, M.Si, Dekan Fakultas Kehutanan Dr. Jonni Marwa, S.Hut, M.Si, dan Kepala Pusat Studi Keanekaragaman Hayati Fahutam Unipa Dr. Agustinus Murdjoko, S.Hut, M.Sc serta beberapa pimpinan mitra pembangunan dari Yayasan Econusa, Yayasan Konservasi Indonesia, Yayasan Mahkota Permata Tanah Papua, Flora Fauna Indonesia, WRI, GGGI dan Yayasan PERDU Manokwari. Kegiatan ini merupakan inisiasi kerja sama multipihak terkait riset solusi iklim berbasis alam untuk hutan Papua Barat menggunakan teknologi penginderaan jauh. Riset ini tentunya sangat penting dalam mendukung Program Ekonomi Karbon di Provinsi Papua Barat dengan mengembangkan model estimasi karbon yang lebih baik dan peta prospek karbon untuk Papua Barat. Program riset ini nantinya akan mendukung kebijakan pengelolaan mangrove di Provinsi Papua Barat yang telah diatur dengan Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2022 tentang Penetapan dan Pengelolaan Kawasan Esensial Ekosistem Mangrove di Provinsi Papua Barat.
"Suasana Workshop yang dipimpin oleh kepala Badan Riset dan Inovasi Daerah Provinsi Papua Barat, Prof. Dr. Charlie D. Heatubun, S.Hut, M.Si, FLS." (dok.brida_mediapapuabarat)
Dalam sambutan Kepala BRIDA Prof. Dr. Charlie D. Heatubun, S.Hut., M.Si menyampaikan apresiasi kepada semua pihak yang telah berkolaborasi dalam kegiatan tersebut. “Penelitian ini sangat penting dalam mendukung Program Ekonomi Karbon di Provinsi Papua Barat. Penelitian ini nantinya akan mendukung kebijakan pengelolaan mangrove di Papua Barat yang telah diatur dengan Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2022 tentang Penetapan dan Pengelolaan Kawasan Ekonomi Esensial (KEE) Mangrove di Provinsi Papua Barat.’ ujar Prof. Heatubun.
“Ada banyak kolaborasi untuk riset dan implementasi program untuk mendukung kami di daerah untuk mendukung kesejahteraan masyarakat, bagaimana kita ikut berpartisipasi dalam mengendalikan perubahan iklim. Apa yang kita lakukan tentu sangat penting, bagaimana kita melihat potensi hutan kita terutama mangrove, kaitannya dengan skema ekonomi mangrove. Kalau kita tidak memulai, kita tdk bisa tahu, maka melalui pendekatan ilmiah dengan perkembangan teknologi dan metode pendekatan terkini menggunakan teknologi penginderaan jarak jauh, maka marilah kita bersama bekerja ke depan” lanjut Prof. Heatubun.
"Pemaparan materi workshop oleh Muh. Farid dari Yayasan Flora Fauna Indonesia" (dok.brida_mediapapuabarat)
“Sesuai arahan Pj. Gubernur Papua Barat, Komjend. Pol. (Purn). Drs. Paulus Waterpauw, M.Si bahwa kita diminta untuk ikuti langkah yang sudah diambil oleh Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), mereka mendapat pendanaan dari skema pendanaan iklim. Memang jika dilihat terdapat perbedaan dengan Papua Barat, maka kita isa menyesuaikan dengan kondisi di daerah”, tambahnya.
Selanjutnya dalam sesi pemaparan disampaikan tiga materi, masing-masing dari tim peneliti National University of Singapore mempresentasikan materi tentang Nature-based Climate Solutions for West Papuan Forests Using Remote Sensing Technologies (Solusi Iklim Berbasis Alam untuk Hutan Papua Barat Menggunakan Teknologi Penginderaan Jauh), tim Penyusun PERDA No. 5 Tahun 2022, materi tentang Kebijakan Pengelolaan Mangrove di Papua Barat dan materi ketiga dari Yayasan Konservasi Indonesia tentang Mitigasi, Adaptasi melalui Konservasi dan Pembangunan Berkelanjutan di Ekosistem Gambut dan Mangrove Indonesia.
"Tim peneliti National University of Singapore, Mr. Mériadec Sillanpää, PhD. Student, Dr. Tan Zu Dienle, jabatan: Post-Doc Research Fellow, Ms. Khairun Nisha Binte Mohamed Ramdzan, jabatan: Post-Doc Research Fellow, Ms. Joelle Chan Mei Si, jabatan: Research Assistant" (dok.brida_mediapapuabarat)
Dalam tanggapannya terhadap pemaparan tiga materi, Kepala BRIDA menjelaskan bahwa potensi Blue Karbon di Papua Barat sangat besar, Selain itu, lokasi mangrove di Kabupaten Teluk Bintuni sangat potensial. Banyak inisiatif yang sudah dilakukan, termasuk bagaimana mengusulkan ke pemerintah pusat termasuk transfer fiskal, semoga ada kemajuan. Dalam menutup sambutannya Kepala BRIDA juga menyampaikan bahwa pertemuan ini memiliki keterkaitan dengan Mangrove Center yang akan di bentuk oleh Pemerintah Provinsi Papua Barat melalui BRIDA. “Pertemuan kita hari ini merupakan awal yang baik, akan ada pertemuan selanjutnya, dan langkah yang perlu ditindak lanjuti dari hasil pertemuan hari ini adalah mendevelop Momerandum of Understanding (MoU) dan menyusun rencana yang akan dikerjakan pada tahap selanjutnya” tutup Prof. Heatubun. (lb/brida_mediapapuabarat)