BRIDANews_Manokwari, Memperkuat kerjasama kemitraan antar anggota, tujuh provinsi dengan tutupan hutan yang luas di Indonesia yang tergabung dalam GCF Task Force aktif melaksanakan Pertemuan mulai tanggal 17-19 Juli 2023 di Swiss Belhotel Manokwari. Senin (17/06/2023)
Tujuh provinsi dengan tutupan hutan yang luas di Indonesia telah menjadi anggota Governors’ Climate and Forest (GCF) Task Force selama 15 tahun terakhir adalah Provinsi Aceh, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Papua Barat dan Papua. Bersama dengan 36 negara bagian lainnya dan provinsi di seluruh dunia, terus meningkatkan peran pemerintah daerah untuk memprioritaskan hutan dan agenda iklim dalam perencanaan dan aktivitas pembangunan didaerah.
"Sambutan Pimpinan Pimpinan GCF Task Force Global Prof. William Clerence Boyd" (dok.brida_mediapapuabarat)
Untuk memperkuat kemitraan antar anggota, GCF Task Force melalui secretariat Indonesia melaksanakan Pertemuan Regional Gugus Tugas Gubernur untuk Iklim dan Hutan pada 16-19 Juli 2023 di Manokwari, Papua Barat.
Mengawali sambutan Pimpinan GCF Task Force Global Prof. William Clerence Boyd mengungkapkan waktu tiba di Jakarta, Prof. Boyd merasa kondisi kurang sehat. Namun ketika perjalanan dari Jakarta ke Jayapura, ia merasa kondisinya membaik, terutama saat Prof. Boyd dan tim terbang di atas pemandangan gunung dan hutan sebelum mendarat di Bandara Sentani, serta sambutan hangat saat tiba di Jayapura dan Manokwari.
"Sambutan Gubernur Papua Barat, yang diwakili oleh Asisten III Bidang Administrasi Umum Drs. Abdulatief Suaeri, M.Si, sekaligus membuka kegiatan Pertemuan Regional Gugus Tugas Gubernur untuk Iklim dan Hutan pada 16-19 Juli 2023" (dok.brida_mediapapuabarat)
Prof. Boyd menyampaikan bahwa saat ini kita dalam masa yang sangat penting dalam pelestarian hutan dan perubahan iklim, konservasi keanekaragaman hayati, dan kesenganjangan ekonomi. Perubahan iklim terjadi sangat cepat dan juga kesenjangan ekonomi di mana-mana. Perlu sebuah model untuk mengurangi kesenjangan ekonomi dan menangulangi perubahan iklim, pelestarian hutan dan biodiversiti. Berdasarkan pandangan GCF Task Force yang telah disampaikan melalui 4 (empat) pilar dalam Manaus Rencana Aksi yaitu : 1) People and Community, 2) Knowledge, Technology and Investment, 3) Finance and Investement dan 4) Government and Public Policies. “Tentu dalam pendekatannya berbeda pada tempat yang berbeda juga, tetapi hal ini sebenarnya mudah untuk dilaksanakan dan tergantung pada beberapa faktor utama, antara lain hubungan antara masyarakat, aparatur negara dan masyarakat sipil, yang bermitra dengan pihak swasta dan universitas dalam bekerja sama dalam pelaksana visi ekonomi hijau (green economic)” jelas Prof. Boyd. Menutup sambutan Prof. Boyd menyampaikan bahwa GCF TF bekerja pada tingkat negara bagian dan pemerintah provinsi, sehingga pada tingkat pemerintah provinsi penting untuk melaksanakan agenda nasional. “Tentunya kita akan belajar juga dari pengalaman Papua Barat dan provinsi lainnya selama 2 (dua) hari di Manokwari”, tutup pimpinan GCF TF Global.
Selanjutnya dalam sambutan Gubernur Papua Barat yang disampaikan oleh Asisten III Bidang Administrasi Umum Drs. Abdulatief Suaeri, M.Si, bahwa perubahan iklim merupakan isu penting yang menjadi perhatian dan komitmen internasional. Secara nasional dan global, Indonesia telah berkomitmen untuk berkontribusi dalam aksi-aksi nyata mengatasi perubahan iklim. Papua Barat menjadi salah satu daerah di Indonesia yang mengambil bagian dalam pencapaian target ini. Bentuk komitmen ini telah direalisasikan Pemerintah Provinsi Papua Barat yang telah mengambil langkah penting mengarustamakan kebijakan pembangunan berkelanjutan dalam proses pembangunan daerah yang sudah ditetapkan dalam Peraturan Daerah Khusus (PERDASUS) Provinsi Papua Barat Nomor 10 Tahun 2019 tentang Pembangunan Berkelanjutan Di Provinsi Papua Barat.
"Sesi Panel pertama, yang di moderator oleh Kepala Badan Riset dan Inovasi Daerah Provinsi Papua Barat, Prof. Dr. Charlie D.Heatubun, S.Hut, M.Si, FLS. yang diawali oleh Pimpinan GCF Task Force Global Prof. William Clerence Boyd dan Koordinator Sekretariat GCF Task Force Meksiko Silvia Llamas Prado" (dok.brida_mediapapuabarat)
Sebagai salah satu daerah pemilik hutan tropis terluas di Indonesia, Provinsi Papua Barat juga telah berperan penting di kancah global, sejak tahun 2012 Papua Barat tergabung dalam kolaborasi global sebagai anggota GCF Task Force. Pada pertemuan tahunan ke-13 GCF Task Force di Merida, Yucatan-Mexico, Pemerintah Provinsi Papua Barat akan tetap berkomitmen dalam perlindungan hutan tropis dan mengurangi laju deforestasi dan degradasi hutan, namun di sisi lain Pemerintah Provinsi Papua Barat juga harus berupaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat terutama masyarakat adat. “Pengembangan ekonomi lokal yang berbasis potensi komoditas di masyarakat adalah kunci. Tanpa kesejahteraan masyarakat adat, mustahil dapat menahan laju deforestasi dan degradasi hutan,” tegas Pj. Gubernur Papua Barat dalam sambutan yang dibacakan oleh Asisten III.
Mengakhiri sambutan, Gubernur menyampaikan beberapan hal yang perlu diperhatikan semua pihak. Pertama, bahwa daerah-daerah pemilik hutan tropis perlu mendapat dukungan dan insentif fiskal baik dari pemerintah pusat maupun dunia internasional sebagai kompensasi dari upaya-upaya kita selama ini dalam menjaga dan melindungi hutan tropis dan kekayaan keanekaragaman hayati kita. Kedua, perlu dukungan kemitraan yang strategis dari berbagai pihak untuk mendorong pengembangan ekonomi masyarakat lokal, masyarakat adat kita, dan Ketiga, kerja sama dan kolaborasi semua pihak sangatlah penting, kita tidak bisa bekerja sendiri dalam keterbatasan kapasitas fiskal yang ada.
"Sesi atau forum diskusi Delegasi Anggota GCF Task Force dari Provinsi Aceh, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Papua Barat dan Papua" (dok.brida_mediapapuabarat)
Pembukaan pertemuan ini dihadiri oleh Perwakilan KAPOLDA Papua Barat, Perwakilan PANGDAM XVIII KASUARI, Perwakilan KEJATI Papua Barat, Para pimpinan OPD Pemerintah Provinsi Papua Barat, Koordinator GCF TF Meksiko Silvia Llamas Prado, Perwakilan GCF TF Los Angeles Marius Van Essen, Narasumber dari Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia Arief Fibriyanto, Koordinator GCF TF Indonesia Syahrina D. Anggraini, Delegasi Anggota GCF Task Force dari Provinsi Aceh, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Papua Barat dan Papua, Perwakilan non anggota GCF TF dari Provinsi Riau dan Papua Barat Daya, Direktur BPDLH mengikuti secara online, Direktur Bank Papua KCU Manokwari dan Para Pimpinan Mitra Pembangunan. (ars/brida_mediapapuabarat)