Suksesnya pelaksanaan PGSC ke 2 Tahun 2020: Ungkapan Ezrom Batorinding Personil VG Haleluya’94 Peraih Multi Juara

Personil VG Haleluya’94 Kesubid Diseminasi dan Publikasi Kelitbangan dan Inovasi Daerah pada Balitbangda Provinsi Papua Barat, Ezrom Batorinding, S.Hut., M.Sc

Manokwari,- Pelaksanaan Papua Green Sound & Culture (PGSC) ke-2 tahun 2020  yang diselenggarakan oleh Bentara Papua  berjalan dengan sangat luar biasa. Lebih menarik lagi salah satu peserta lomba, Vocal Grup (VG) Haleluya’94 meraih juara 3 sekaligus juara favorit dari 22 Peserta yang diumumkan secara online melalui Youtube Bentara Papua, Minggu (9/8/2020). Salah satu personil Balitbangda Provinsi Papua Barat, sekaligus merupakan anggota VG peraih multi juara.

Berdasarkan informasi yang didapatkan oleh tim media Balitbangda Provinsi Papua Barat saat bertemu dengan Wahyudi, selaku Penanggung jawab PGSC 2020,) di Pondok Bentara Papua, Selasa (11/8/2020), Wahyudi mengatakan bahwa  PGSC sebagai media kampanye juga wadah berkumpulnya para pemusik dari berbagai genre music untuk menyuarakan tentang perlindungan terhadap alam dan budaya di Tanah Papua.

“Saya percaya bahwa setiap orang memiliki kecintaan terhadap hutan Papua, tetapi banyak teman-teman yang tidak bisa turun secara langsung ke lapangan, tetapi mungkin diantara mereka ada yang bisa menciptakan lagu dengan menulis lirik, bermain musik juga membuat video sehingga mereka bisa turut menyuarakan hutan Papua lewat kreativitas masing-masing. Bahkan lewat lagu dan video akan didengarkan dan dilihat oleh orang banyak, serta dapat mempengaruhi cara pandang masyarakat luas terhadap alam dan budaya Papua”, tutur Wahyudi.

Lebih lanjut, Wahyudi menjelaskan bahwa ini merupakan kegiatan ke 2, sebelumnya telah dilaksanakan pada tahun 2018 dengan mekanisme yang sama yaitu peserta mengikuti ketentuan yang berlaku dan mengirimkan video secara online, hanya saja PGSC ke 2 ada sesi online sehingga pada saat pengumuman juara semua bisa mengikuti bersama.  Peserta yang mengikuti lomba ini dari seluruh tanah Papua, bahkan ada anak-anak Papua yang sedang melakukan studi di luar Papua seperti Bandung, Bali, Tangerang pun turut memeriahkan lomba ini.

“Kami berharap adanya dukungan dari semua pihak, secara khusus memberikan dukungan kepada peserta sehingga bisa menghasilkan kualitas yang baik. Kami rencana akan diagendakan sebagai kegiatan rutin setiap tahun dengan nuansa yang berbeda, tidak hanya monoton tetapi bisa dibuat kemah hutan dan musik dengan suasana yang berbeda bahkan diisi dengan edukasi yang lain dan penilaian yang spesifik. Saat ini kami panitia  sedang mengumpulkan semua karya video lagu dari peserta lomba untuk dibuat album kompilasi sehingga bisa dipromosikan dalam media online resmi, tidak hanya di Youtube saja.  Selain itu, kami juga rencana akan buat dalam bentuk compact disc (CD) sehingga bisa dibagikan ke Peserta dan souvenir untuk tamu yang berkunjung ke Pondok Bentara Papua”, tuturnya.

Festival yang mengusung tema Musik dari Rumah Untuk Alam dan Budaya Papua ini dapat terlaksana karena adanya tim solid yang telah melakukan persiapan dari bulan Mei 2020. Wahyudi menambahkan bahwa dari 22 peserta diberikan hadiah kepada juara 1 sampai 5, juga juara favorit, sedangkan 17 Peserta yang lainnya juga mendapatkan penghargaan berupa pergantian biaya yang dipakai dalam pembuatan video.

Salah satu personil VG Haleluya’94 yang juga sebagai Kepala Sub Bidang Diseminasi dan Publikasi Kelitbangan dan Inovasi Daerah pada Balitbangda Provinsi Papua Barat, Ezrom Batorinding, S.Hut., M.Sc, saat dikonfirmasi mengaku senang dan bersyukur dirinya dan teman-teman dapat berpartisipasi dalam lomba ini. Motivasi mengikuti lomba karena melihat lomba ini sebagai wadah untuk menyuarakan atau menyampaikan kepada semua orang bagaimana  mencintai alam, melestarikan alam  dan budaya yang ada di Tanah Papua.

Lebih lanjut, Ezrom menambahkan selain mengikuti audisi, grup Haleluya ’94 yang terbentuk tahun 1994 ini tetap menjalankan komitmen utama lewat grup ini yaitu melayani Tuhan lewat syair lagu-lagu gerejawi dan juga menyuarakan lagu untuk menjaga alam dan budaya Papua. Karena alam dan budaya adalah karya Tuhan maka ketika mereka bernyanyi  lewat syair lagu ini  adalah bentuk dari pelayanan dan tanggung jawab mereka terhadap alam.

Lebih menarik lagi, ditengah kesibukan masing-masing personil grup dengan berbagai profesi, mereka masih bisa meluangkan waktu untuk berpartisipasi dalam audisi ini. Kami hanya melakukan persiapan dalam waktu 1 minggu karena personil grup ada yang tinggal di Kabupaten/Kota lainnya seperti Teluk Wondama, Jayapura dan Biak. “Kami butuh waktu sekitar 1 minggu untuk menulis lirik dan latihan hanya semalam, keesokan harinya kami merekam audio dan mengambil gambar, karena beberapa personil harus kembali ke  Kabupaten/Kota tempat mereka bertugas. Jadi kami harus berusaha untuk  memanfaatkan waktu  dan memberikan yang terbaik”, tuturnya.

Sejak terbentuknya VG ini, kami  berkomitmen  bahwa ketika Tuhan masih memberikan kami waktu dan kesempatan untuk hidup maka kami akan terus melayani Tuhan. “Saya punya kerinduan supaya kita bisa tinggal 1 kota sehingga kegiatan pelayanan terus berjalan dengan baik. Selain pelayanan kami di Gereja, kami juga sangat  senang bisa menyuarakan konservasi alam karena ini adalah tanggung jawab kami untuk bagaimana menjaga dan melestarikan alam dan budaya Papua untuk diwariskan kepada  generasi yang akan datang”, lanjutnya.

Grup yang terbentuk tahun 1994 telah memiliki pengemar sejak 26 tahun yang lalu, sehingga memiliki strategi yang cepat untuk menyebarkan video guna mendapatkan dukungan  dari keluarga, teman, kerabat.  VG Haleluya’94 berhasil memperoleh jumlah like dan tayangan yang lebih banyak sehingga menjadi peserta favorit pada PGSC tahun ini. Lagu yang dinyanyikan pun masuk dalam semua kalangan baik anak muda maupun orang tua.

“Saya juga memotivasi anak-anak muda yang ada untuk tetap menyuarakan kelestarian alam dan budaya Papua.  Kita jaga alam, maka alam jaga kita”, tegasnya.

Selain itu, Vocal grup ini sudah beberapa kali mengikuti lomba, lagu Gereja, bahkan lagu dalam bahasa daerah. “Kami pernah mengikuti festival lomba yang bertemakan alam, sekitar tahun 2011 kami pernah tampil. Kami memang pelayanan di Gereja tetapi jika ada kegiatan lomba terkait pelestarian alam seperti ini, kami tetap ikut kebetulan background kami adalah kehutanan. Semoga semua orang yang mendengar lagu kami boleh tersentuh dan diberkati” ucapnya.

“Kadang mempertahankan grup itu susah, karena setiap orang punya karakter dan kesibukan masing-masing, tetapi saya  bersyukur kami masih bisa bertahan hingga memasuki tahun ke-26, yang jatuh pada setiap tanggal 21 Agustus. Tentunya ini bukan hal yang mudah. Kami bisa berjalan sampai saat ini semuanya karena kasih dan kemurahan Tuhan serta adanya pengertian dari masing-masing personil grup untuk bisa saling memahami. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada keluarga besar VG Haleluya’94, Kepala Balitbangda Provinsi Papua Barat, Prof. Dr. Charlie D. Heatubun, S.Hut., M.Si. Ketua Majelis Jemaat GKI Petrus Amban Pdt. Alberth Rumwaropen, S.Th., M.Mis, teman2, kerabat dan semua pihak yang sudah memberi dukungan, saran, motivasi dan doa kepada kami” , tutupnya. (LB).

 Link music video HALELUYA 94 - Tangisan Rimba (PGSC 2020)

 


Banner
Video

November

MINSENSELRAMKAMJUMSAB
272829303112
3456789
10111213141516
17181920212223
24252627282930